kredit to نور ازورا حاج مرياي on Saturday, March 26, 2011 at 3:57pm
Ketika Allah menciptakan insan bergelar Wanita , Dia mengambil masa yang agak lama untuk menyiapkannya.
Pada hari ke-enam, datang seorang Malaikat bertanya, " Ya Allah, kenapakah engkau mengambil masa yang terlalu lama untuk menyiapkan ciptaan-Mu kali ini? "
Allah menjawab, " Sudahkah engkau melihat betapa cantik dan mulianya ciptaanku ini ? Lihat...Dua tangan yang ada ini mestilah boleh dibersihkan, tetapi bahannya bukanlah daripada plastik.
Setidaknya terdiri daripada 200 bahagian yang boleh digerakkan dan berfungsi baik untuk segala jenis makanan.
Mampu menjaga banyak anak bersamanya.
Mempunyai pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keburukan. Dan semua yang kuterangkan tadi cukup dengan hanya menggunakan dua tangan ini. "
Malaikat berkata," Ya Tuhanku, cukuplah setakat hari ni. Engkau boleh menyambungkannya keesokan hari"
" Oh, tidak. Aku mahu menyiapkannya. Ini adalah ciptaan kegemaran-Ku", balas Allah kepada malaikat-Nya.
Malaikat itu terpanggil untuk mendekati dan melihat dengan jelas ciptaan Tuhan-Nya, iaitu Wanita.
Disentuhnya ciptaan tersebut. " Ya Tuhanku, kenapakah engkau membuatnya begitu lembut? "
Allah menjawab, " Ya. Aku membuatnya lembut. Tapi... . pastinya engkau tak terfikir apatah lagi sanggup membayangkan kekuatan yang Aku berikan agar mereka dapat mengatasi banyak hal yang luar biasa " .
" Adakah ciptaan-Mu ini mampu berfikir, Ya Tuhanku ? " tanya Malaikat itu penuh kehairanan.
Allah menjawab, " Dia bukan sahaja mampu berfikir, malah Aku berikan kepadanya kekuatan untuk bertolak ansur dan bertoleransi yang luar biasa"
Malaikat menyentuh ciptaan itu di bahagian dagunya... .
" Ya Tuhanku, kelihatan seperti ciptaan-Mu ini kelihatan seperti lelah dan rapuh. Seolah terlalu banyak beban yang perlu ditanggungnya. "
Sambil tersenyum, Allah menjawab " Itu bukan bererti lelah atau rapuh. Itu adalah air matanya. "
Malaikat kehairanan lalu bertanya " Air mata ? Untuk apa, Ya Tuhanku ? "
" Air mata adalah satu cara untuk diamenyuarakan perasaanya. Segala kegembiraan, keresahan, cinta, kesepian, penderitaan dan kebanggaannya ", sambung Allah.
Dengan perasaan takjub, Malaikat berkata, " Ya Allah, Subhanallah ! Begitu agungnya ciptaan-Mu bergelar Wanita ini, Ya Allah. Sesungguhnya engkaulah Yang Maha Mencipta sesuatu yang menakjubkan yang tak mampu dijawab dek akal".
Allah menjawab, " Ya mesti...
Aku ciptakan Wanita ini supaya dia mempunyai kekuatan mempersona lelaki. Dia kuat mengatasi beban malah mampu melebihi laki-laki.
Dia mampu menyimpan kebahagiaan apatah lagi kesedihannya sendiri.
Dia mampu tersenyum dikala hatinya dihimpit dan diguris kesedihan, menyanyi di saat menangis, menitiskan air matadi saat terharu, bahkan tertawa di saat ketakutan.
Dia mampu berkorban untuk orang-orang yang dicintainya.
Mampu berdiri teguh di kala melawan ketidak adilan apatah lagi makin teguh di kala melihat kebaikan.
Mampu juga menerjunkan dirinya tanpa menghiraukan bahaya untuk keluarganya.
Dia menolong temannya yang kesakitan untuk mendapatkan ubat.
Cintanya tanpa bersyarat !
Dia menangis saat dikurniakan suami disampingnya.
Dia menangis saat melihat anaknya menjadi pemenang.
Dia girang dan bersorak saat melihat temannya tertawa.
Dia begitu bahagia mendengar kelahiran.
Hatinya begitu sedih mendengar berita sakit dan kematian.
Dia selalu punya kekuatan untuk mengatasi hidup.
Dia tahu bahawa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka biar sedalam mana peritnya.
Cuma... .ciptaanku ini punya satu kelemahan... ", terang Allah pada Malaikat-Nya.
Malaikat itu kehairanan. " Ciptaan Allah Yang Maha Agung ini punya kelemahan ? Nyatakan padaku kerana aku tidak memahaminya, Ya Allah".
Allah menjawab, " Ya, wahai Malaikat. Ciptaanku ini punya satu kelemahan ".
Malaikat terus bertanya, " Apa dia, Ya Tuhanku ? "
" Kelemahan ciptaan-Ku ini adalah kerana... . Dia lupa betapa berharga dan istimewa hakikat kejadiannya." , jawab Allah.
Malaikat tunduk tanpa mampu bertanya lagi...
kepada semua wanita yang membaca post ini..sebarkan pada yang lain..anda begitu istimewa di dunia ini.
Friday, April 22, 2011
Subscribe to:
Posts (Atom)